ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Dijamin Nangis..!! Suami Pura-Pura Mandul, Akhirnya Terbongkar Karena Ini..!! |
Hal yang tak dapat dipisahkan dari pernikahan adalah kesetiaan. Ini menjadi harga mati untuk melanggengkan keharmonisan negara cinta yang dibangun bersama. Terkadang banyak orang tidak bijak menyikapi deraan ujian dalam berumah tangga. Bukan hidup namanya kalau tak pernah diuji dengan beraneka ragam cobaan.
Termasuk juga ujian dalam pernikahan. Berbilang
tahun mendapati pasangan hidup tak sesuai harapan terkadang menimbulkan irisan
luka menganga yang tak mampu ditahan. Betapa banyak terjadi perceraian karena
prahara rumah tangga yang tak tertahankan lagi.
Kesetiaanlah
yang membuat keutuhan rumah tangga yang telah terbangun bertahan lama. Walau
manusiawi kita menggerutu atau protes dengan kondisi rumah tangga yang tak
sesuai dengan apa yang ada di bayangan.
Ketahuilah hidup tak selamanya sesuai dengan apa
yang didambakan. Namun takdir hidup selalu menyediakan apa yang sebenarnya kita
butuhkan.
Setia adalah perajut benang-benang perbedaan.
Kesetiaan adalah cahaya yang menerangi gulitanya masalah kehidupan. Setia
membuat pernikahan menjadi langgeng nan abadi. Jika tak ada setia maka takkan
ada pernikahan yang bertahan lama. Setia menuntut adanya pengorbanan harta,
biaya, waktu bahkan perasaan.
Kisah berikut menyadarkan kita dalam Islam
selalu ada kisah inspirasi yang mungkin belum terselami mutiara inspirasinya.
Pernikahan itu telah berjalan empat (4) tahun,
namun pasangan suami istri itu belum dikaruniai seorang anak. Dan mulailah
kanan kiri berbisik-bisik:
“Kok belum punya anak juga ya, masalahnya di
siapa ya? Suaminya atau istrinya ya?”. Dari berbisik-bisik, akhirnya menjadi
berisik.
Tanpa sepengetahuan siapa pun, suami istri itu
pergi ke salah seorang dokter untuk konsultasi, dan melakukan pemeriksaan.
Hasil lab mengatakan bahwa sang istri adalah
seorang wanita yang mandul, sementara sang suami tidak ada masalah apa pun dan
tidak ada harapan bagi sang istri untuk sembuh dalam arti tidak ada peluang
baginya untuk hamil dan mempunyai anak.
Melihat hasil seperti itu, sang suami
mengucapkan: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, lalu menyambungnya dengan
ucapan: Alhamdulillah.
Sang suami seorang diri memasuki ruang dokter
dengan membawa hasil lab dan sama sekali tidak memberitahu istrinya dan
membiarkan sang istri menunggu di ruang tunggu perempuan yang terpisah dari
kaum laki-laki.
Sang suami berkata kepada sang dokter: “Saya
akan panggil istri saya untuk masuk ruangan, akan tetapi, tolong, nanti anda
jelaskan kepada istri saya bahwa masalahnya ada di saya, sementara dia tidak
ada masalah apa-apa.
Kontan saja sang dokter menolak dan
terheran-heran. Akan tetapi sang suami terus memaksa sang dokter, akhirnya sang
dokter setuju untuk mengatakan kepada sang istri bahwa masalah tidak datangnya
keturunan ada pada sang suami dan bukan ada pada sang istri.
Sang suami memanggil sang istri yang telah lama
menunggunya, dan tampak pada wajahnya kesedihan dan kemuraman.
Lalu bersama sang istri ia memasuki ruang
dokter. Maka sang dokter membuka amplop hasil lab, lalu membaca dan
mentelaahnya, dan kemudian ia berkata:
“… Oooh, kamu –wahai fulan- yang mandul,
sementara istrimu tidak ada masalah, dan tidak ada harapan bagimu untuk
sembuh."
Mendengar pengumuman sang dokter, sang suami
berkata: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, dan terlihat pada raut wajahnya
wajah seseorang yang menyerah kepada qadha dan qadar Allah SWT.
Lalu pasangan suami istri itu pulang ke
rumahnya, dan secara perlahan namun pasti, tersebarlah berita tentang rahasia
tersebut ke para tetangga, kerabat dan sanak saudara. Lima (5) tahun berlalu
dari peristiwa tersebut dan sepasang suami istri bersabar, sampai akhirnya
datanglah detik-detik yang sangat menegangkan, di mana sang istri berkata
kepada suaminya:
“Wahai suamiku,
saya telah bersabar selama
Sembilan (9) tahun, saya tahan-tahan untuk
bersabar dan tidak meminta cerai darimu, dan selama ini semua orang berkata:
”Betapa baik dan shalihah-nya sang istri itu
yang terus setia mendampingi suaminya selama Sembilan tahun, padahal dia tahu
kalau dari suaminya, ia tidak akan memperoleh keturunan”.
"Namun, sekarang rasanya saya sudah tidak
bisa bersabar lagi, saya ingin agar engkau segera menceraikan saya, agar saya
bisa menikah dengan lelaki lain dan mempunyai keturunan darinya, sehingga saya
bisa melihat anak-anakku, menimangnya dan mengasuhnya."
Mendengar emosi sang istri yang memuncak, sang
suami berkata: “Istriku, ini cobaan dari Allah SWT, kita mesti bersabar, kita
mesti …, mesti … dan mesti …”. Singkatnya, bagi sang istri, suaminya malah
berceramah di hadapannya.
Akhirnya sang istri berkata: “OK, saya akan
tahan kesabaranku satu tahun lagi, ingat, hanya satu tahun, tidak lebih”.
Sang suami setuju, dan dalam dirinya, dipenuhi
harapan besar, semoga Allah SWT memberi jalan keluar yang terbaik bagi
keduanya.
Beberapa hari kemudian, tiba-tiba sang istri
jatuh sakit, dan hasil lab mengatakan bahwa sang istri mengalami gagal ginjal.
Mendengar keterangan tersebut, jatuhlah
psikologis sang istri, dan mulailah memuncak emosinya. Ia berkata kepada
suaminya:
“Semua ini gara-gara kamu, selama ini aku
menahan kesabaranku, dan jadilah sekarang aku seperti ini, kenapa selama ini
kamu tidak segera menceraikan saya, saya kan ingin punya anak, saya ingin
memomong dan menimang bayi, saya kan … saya kan …,” omel sang istri tiada
henti.
Sang istri pun bed rest di rumah sakit. Di saat
yang genting itu, tiba-tiba suaminya berkata: “Maaf, saya ada tugas keluar
negeri, dan saya berharap semoga engkau baik-baik saja”.
“Haah, pergi?”. Kata sang istri. “Ya, saya akan
pergi karena tugas dan sekalian mencari donatur ginjal, semoga dapat," kata
sang suami.
Sehari sebelum operasi, datanglah sang donatur
ke tempat pembaringan sang istri. Maka disepakatilah bahwa besok akan dilakukan
operasi pemasangan ginjal dari sang donatur.
Saat itu sang istri teringat suaminya yang
pergi, ia berkata dalam dirinya: “Suami macam apa dia itu, istrinya operasi, eh
dia malah pergi meninggalkan diriku terkapar dalam ruang bedah operasi”.
Operasi berhasil dengan sangat baik. Setelah
satu pekan, suaminya datang, dan tampaklah pada wajahnya tanda-tanda orang yang
kelelahan.
Ketahuilah bahwa sang donatur itu tiada lain
adalah sang suami itu sendiri. Ya, suaminya telah menghibahkan satu ginjalnya
untuk istrinya, tanpa sepengetahuan sang istri, tetangga dan siapa pun selain
dokter yang dipesannya agar menutup rapat rahasia tersebut.
Dan subhanallah …Setelah Sembilan (9) bulan dari
operasi itu, sang istri melahirkan anak. Maka bergembiralah suami istri
tersebut, keluarga besar dan para tetangga.
Suasana rumah tangga kembali normal, dan sang
suami telah menyelesaikan studi S2 dan S3-nya di sebuah fakultas syariah dan
telah bekerja sebagai seorang panitera di sebuah pengadilan di Jeddah. Ia pun
telah menyelesaikan hafalan Al-Quran dan mendapatkan sanad dengan riwayat Hafs,
dari ‘Ashim.
Pada suatu hari, sang suami ada tugas dinas
jauh, dan ia lupa menyimpan buku hariannya dari atas meja, buku harian yang
selama ini ia sembunyikan. Dan tanpa sengaja, sang istri mendapatkan buku
harian tersebut, membuka-bukanya dan membacanya.
Hampir saja ia terjatuh pingsan saat menemukan rahasia
tentang diri dan rumah tangganya. Ia menangis meraung-raung tak tahan menerima
kenyataan yang dibacanya.
Setelah agak reda, ia menelepon suaminya, dan
menangis sejadi-jadinya, ia berkali-kali mengulang permohonan maaf dari
suaminya. Sang suami hanya dapat membalas suara telepon istrinya dengan
menangis pula.
Dan setelah peristiwa tersebut, selama tiga
bulan, sang istri tidak berani menatap wajah suaminya. Jika ada keperluan, ia
berbicara dengan menundukkan mukanya, tidak ada kekuatan untuk memandangnya
sama sekali.
Setia tidak akan dinikmati hasilnya oleh mereka
yang main-main dalam membangun cintanya. Ketika telah memutuskan untuk menikah
berarti juga harus tahu setia merupakan rukun yang tak bisa dihilangkan.
Ketahuilah pernikahan adalah seni mengelola
kesetiaan dalam menerima pasangan apa-adanya bukan karena ada apanya
Yakinlah pasangan hidup yang Allah berikan
adalah anugerah terbaikNya yang akan membawa kepada kehidupan surga sebelum
surga sebenarnya. Selalu setialah agar kau temukan kebahagiaan dalam
perjalanannya. (sumber: dakwatuna via cintaislami)
Baca Juga :