ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Masya Allah! Prajurit Kopassus Pecahkan Rekor Dunia, Melihat Orang Tua Langsung Cium Kaki |
Mematahkan 55 buah balok es yang berderet sepanjang kira-kira 55 meter
dengan tebal 15 senti meter memakai jidat bukanlah perkara mudah. Selain butuh
ketrampilan tinggi tindakan ini dapat membutuhkan ketepatan dalam menempatkan
posisi jidat pada titik pemecahan es balok.
Aksi ini dapat butuh kecepatan gerakan dalam pematahan dan pengaturan
pernafasan untuk memusatkan konsentrasi tenaga pada kepala. Namun hal itu dapat
dikerjakan salah seorang prajurit Kopassus Kandang Menjangan, Kartasura,
Sukoharjo, Sertu (Inf.) Kopassus Dwi Andi.
Prajurit asal Klaten ini pada Senin (4/4/2016) sukses memecahkan rekor
dunia Museum Rekor Indonesia (Muri) setelah mematahkan sederet balok es dalam
waktu satu menit di Lapangan Bhirawa Yudha Grup 2 Kopassus, Kandang Menjangan,
Kartasura, Sukoharjo.
“Ini berarti dia berhasll memecahkan rekor dunia Muri. Karena selama ini
belum ada orang yang mematahkan balok es dengan kepala sebanyak 55 buah balok
es, ” ujar Senior Manager Muri, Ngadri.
Sebelumnya acara didahului dengan atraksi demo beladiri Merpati Putih oleh
84 prajurit Grup 2 Kopassus. Acara yang diprakarsai Danjen Kopassus Myjen TNI
M. Herindra ini ditutup dengan pemberian penyerahan sertifikat Muri oleh,
Ngadri.
Keberhasilan ini disaksikan ratusan tamu undangan termasuk juga masyarakat
sekitaran yang diundang untuk pemberian sembako, Wakil Bupati Sukoharjo,
Purwadi ; Wakapolres Sukoharjo, Kompol Andika Bayu ; Wadan Grup 2 Kopassus,
Letkol (Inf.) Andrian Triswasana ; Pamen Ahli Kopassus, Kol. (Inf.) Saleh
Mustafa ; Asren Kopassus, Kol. (Inf.) Agus Sasmita ; Kapen Kopassus, Letkol
(Inf.) Joko Tri Hadi M dan sebagainya.
Sementara itu Dwi Andi
selesai mematahkan seluruh balok es mengaku senang. Tetapi dia mengaku hal ini
berat sekali.
“Tadi pada pematahan balok es ke 42, oksigen di badan terasa nol atau tidak
ada. Karenanya pada akhir pemecahan balok es ke-55 saya pernah sempoyongan, ”
ungkap dia sembari menambahkan dia perlu latihan empat bulan untuk mematahkan
balok-balok es itu.
Pada bagian lain orangtua Dwi Andi mengakui sempat waswas dengan tindakan
ini. Karena pematahan balok es dilakukan dengan jidat serta jumlahnya cukup
banyak.
”Biasaanya jumlahnya paling hanya 30 sampai 40 buah. Oleh karena itu saat
sekarang mesti mematahkan 55 buah balok es saya juga deg-degan, ” ujar ibu Dwi
Andi, Wiwik Handayani, 58, dengan mata berkaca-kaca karena terharu.
Menurutnya saat persiapan beberapa waktu lalu, Dwi sering kali menelepon
dirinya untuk memohon doa restu serta mendoakannya. Hal ini bikin Wiwik
senantiasa waswas ketika mendekati hari H pelaksanaan.
Berkaitan dengan hal itu Wiwik mengakui setiap hari mendoakan putranya yang
akan mempersembahkan kebanggaan untuk korpsnya.
“Dia itu ibaratnya anak ibu, jadi bila ada apa-apa tak tahu mau tugas ke
mana atau hal penting yang lain dia selalu menelepon saya dan ayahnya, ” kata
dia.
Sedangkan bapak Dwi, Bambang Subianto, 64, menyampaikan awal mulanya dia
tidak menduga Dwi Andi dapat masuk TNI. Karena fisik putra kedua dari empat
bersaudara itu dinilai tidak memadai, setelah menderita sakit berat.
Dia menjelaskan hal semacam itu berlangsung karena waktu SMA putranya suka
hidup tidak teratur serta suka berkelahi. Tetapi sekarang dia bersyukur karena
sudah sukses cetak prestasi
membanggakan.
“Dulu saat masih SMA dia sering membela beberapa temannya kalau berkelahi.
Anak saya ini memang solidaritasnya pada teman-teman tinggi, ” kata dia.
Sementara itu situasi pematahan balok es berjalan lancar. Setelah sukses
mencetak rekor Muri, Dwi segera diangkat beberapa temannya beramai-ramai sambil
menyanyikan lagu-lagu penyemangat.
Terlepas dari itu semuanya ada adegan yang menerenyuhkan. Selesai
mematahkan balok-balok itu Dwi yang dihampiri kedua orang tuanya segera
bersimpuh mencium kedua kaki mereka.
Kedua orangtua ini segera mengusap kepala Dwi sehingga adegan mengharukan
ini membuat mereka yang hadir hening sejenak.
Baca Juga :
sumber : solopos.com