ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Kisah: Gaji Tak Cukup, Dokter Cantik ini Terpaksa Nyambi Sebagai Pengamen, Miris Banget Bacanya ... |
Kehidupan
dokter muda peserta program internship di Indonesia kerap memiriskan.Selain
beberapa yang meninggal dunia karena sakit saat tugas, kini ada lagi cerita
baru soal dokter muda yang hidup miskin di tempat tugas.
"Kisah:
Gaji Tak Cukup, Dokter Cantik ini Terpaksa Nyambi Sebagai Pengamen, Miris
Banget Bacanya ..."
Nama dr
Marcella, kini viral pada media sosial Facebook.
Sejumlah
akun milik dokter dan akun informasi medis pada Facebook mem-posting cerita
miris terkait dr Marcella yang diakui kini tugas di Desa Teep, Kecamatan
Amurang Barat, Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara.Sambil tugas
sebagai tenaga medis di desa terpencil, dr Marcella nyambi sebagai pengamen di
Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara.Dia mengamen di hotel dan gedung
perkawinan, bukan di jalan raya sebagaimana lazimnya pengamen lainnya.
Namun,
dia menjelaskan seperti apa cara mengamennya.
Apakah
langsung menengadahkan tangan atau ada cara lain.
Perjuangan
untuk ngamen sepertinya tidaklah mudah.
Dari
desa tempatnya betugas, dr Marcella harus menempuh perjalanan darat sejauh 63
kilometer, melewati hutan dan jurang.
Perjalanan
itu ditempuh selama sekitar dua jam.
Melalui
pengakuannya yang beredar pada Facebook, dr Marcella terpaksa mengamen karena
gajinya tak cukup untuk membiayai hidupnya di desa.
Dia
juga belum diperkenankan membuka praktik jasa medis atau klinik untuk mencari
penghasilan tambahan.Sebulan, dia hanya digaji atau diberi bantuan hidup dasar
senilai Rp 2,5 juta.
Biaya
hidup di kabupaten yang berada di ujung utara Pulau Sulawesi itu cukup mahal.
Beda
dengan di Pulau Jawa.
Makanya,
Rp 2,5 juta dinilai sungguh tidak cukup.
Dia mencontohkan, sekali
makan nasi di warung Rp 20 ribu.
Di
warung di Pulau Jawa, Rp 10 ribu dinilai cukup untuk membeli soporsi makanan.
Demi
mengirit, dr Marcella pun kerap mengonsumsi mi instan.
Gajinya
tak hanya dialokasikan untuk membeli makan.
Dia
juga harus membayar sewa kontrakan rumah dan membayar ongkos transport.
Nah,
inilah pengakuan dr Marcella yang beredar pada Facebook yang di-posting oleh
dokter dan akun informasi kesehatan.
“Perkenalkan
saya dr. Marcella , internsip di desa Teep Amurang, Minahasa Selatan, Sulawesi
Utara. Tolong dibantu tanyakan kenaikan bantuan hidup dasar Rp 2.5 juta itu.
Biaya hidup di Indonesia Timur lebih mahal dibandingkan di Jawa. Di sini nasi
warteg harganya 20ribu. Kalau di jawa 10ribu saja sudah lengkap lauk dan
kenyang. Supaya irit, saya sering makan indomie. Kan harus bayar tempat tinggal
(kost) dan transport juga supaya semua cukup.
Untuk
survive, saya terpaksa kerja sampingan ngamen di hotel dan gedung perkawinan di
ibukota Manado yang jaraknya 63 KM (2 jam perjalanan) dari desa Teep Amurang
melewati hutan-hutan dan jurang.”Seorang yang mem-posting-nya adalah Chief of
Heart and Vascular Center Rumah Sakit Awal Bros Makassar, dr Bambang Budiono
SpJP FIHA FSCAI.
Baca Juga :